Senin, 04 Juni 2012

Mentari

Kala sang fajar mulai menghilang...
Kala itu pun kilau cahaya dari ufuk timur mulai terpancar...
Sinarnya menembus gelapnya dunia...
Menghangatkan jiwa setiap manusia...

Diiringi kicauan burung - burung...
Ditemani kokokan ayam jantan...
Kau menyanyi dengan sinarmu...
Dan kau terangi relung kalbuku...

Sinarmu abadi sepanjang masa...
Tak ada sinar terindah selain sinarmu...
Ku mohon terangilah hariku dalam kehangatanmu...
Duhai mentari pagiku...

Senin, 28 Mei 2012

hai?

Gemertak hati berbadai nestapa
Hai... Apa kabar mu
Debur jantung yg mulai lemah

Hai... Apa kabar mu 
Terjangan kaki kuda 
Hai... Apa kabar mu 
Sorot silau menyayat mata mu 
Hai... Apa kabar mu 

Tak kan luruh aku
Tak kan takut aku
Tak kan sembunyi aku
Tak kan aku meredup

Sementara Kenyakinan akan MU
mulai tak pasti
Mulai menuli
Mulai melumpuh
Mulai membuta
Adakah sinar penyala itu?

Sabtu, 26 Mei 2012

malam

malam yang bagiku pengobat rindu
malam yang bisa mempertemukanku dengan daun keringku

malam itu pohon-pohon PAHALA KENCANA yang luar biasa
akan berjajar memagar di mulut gua
kemudian menunduk merukuk

malam itu di luar gua langit begitu telanjang
tak sehelai mega mendung menutupi
bintang-bintang benderang begitu seksi
semua begitu nyata

di balik punggung gua menghampar pasir-pasir pesisir yang berfikir
membaca kejanggalan yang ditetapkan

SEGARA berubah rasa

tak lagi garam menyengat
lidah mati tak mencicip rasa
semuanya tawar....

Kamis, 24 Mei 2012

hutan kehidupan

Hidupku bagaikan hutan yang luas, 
hari-hariku adalah ribuan tanaman yang bertunas 
dan mahluk hidup yang datang dan pergi mengisi lahan hutan kehidupanku, 
membuat hidupku tak lagi bak hutan yang gundul.


Tak pernah ku buat pagar penghalang untuk siapa saja yang ingin masuk ke hutan kehidupanku, 
ku biarkan mereka mengisi hutan kehidupanku,
ku biarkan pula mereka menanam dan melepaskan kenangan di dalam hutan kehidupanku.

Hanya satu yang ku suka,
bagai mana cara mereka mengisi hutan kehidupanku tersebut.

Ada yang datang hanya sekedar untuk melihat-lihat isi dari hutan kehidupanku,
ada pula orang yang datang untuk menanamkan sebuah pohon kenangan di hutan kehidupanku.
Aku tak kuasa membuat pagar batas di hidupku,
dan aku sangat suka merekam kejadian dan kesan yang mereka berikan di kehidupanku.

Hanya satu yang ku tak suka,
bila mereka menebang pohon kenangan yang sudah mereka tanam sendiri.
Karena seburuk dan sejeleknya pohon kenangan yang sudah mereka tanam
telah ku rawat dan kusimpan selalu dalam hutan kehidupanku,
dan ku tak akan membiarkan gergaji serta cangkulan-cangkulan tanah yang akan lebih merusak hutan kehidupanku.

Kau satu dari ribuan orang yang mengisi jutaan pohon untuk hutan kehidupanku,
walaupun tak selalu indah akan tetap kutunggu.
Dan bila nanti kau kehabisan bibit untuk mengisi hutan hidupku,
tetaplah datang untuk sekedar mengisi hari-hari di hutan kehidupanku.

Seandainya kau sudah menemukan hutan kehidupan orang lain,
maka hutan kehidupanku masih akan terus berjalan,
merekam dan mengamati kehidupan-kehidupan baru yang akan mengisi hari-hari di hutan kehidupanku.

Selasa, 22 Mei 2012

sejenak

sejenak....
di tempat itu ku terhenti,
terpatri di kesunyian hatimu.
tanpa rindu.

sejenak .....
ditempat itu ku menepi
menyayat di kepedihan hatiku
tanpa dirimu.

sejenak ....
dihati mu ku tertahan
dan tak beranjak pergi
tanpa berharap kembali

keinginan tuk menyisihkanmu dalam kalbu
hanya melemparku menjauh dari raga
rindu yang terpendam......
menghanyutkan aku dalam kegalauan jiwa.

aku .......
tertahan dihitamnya hatimu.
terpatri dikelamnya cintamu....
Namun dirimu??

Peri tidur

Hati begitu lelah akan sibuknya hidup,
Berlari sepanjang hari mengalahkan diri,
Senyum timbul ketika tiba waktunya pulang,
Dengan bebas bisa berkata...mata sudah berat,
Begitu banyak penyesalan, dunia tidak selalu ramah,
Begitu banyak keresahan, waktu tidak selalu setia,
Begitu banyak air mata, tawa tidak selalu ada,
Tapi akhirnya bisa berkata...mata sudah berat,
Waktu yang hampir berakhir,

pulang, agar mereka bisa berteduh dari cerita hidup yang berliku,
Ketika perasaan berkata, terlalu banyak janji harus ditepati,
untuk sementara mereka berkata...mata sudah berat,
Peri Tidur mengintip dari persembunyiannya, bersiap membagi
kesukaan dari dunianya, menjaga jiwa – jiwa yang dititipkan
kepadanya bagai ibu menjaga anaknya, sampai akhirnya waktu
berputar kembali dan menarik mereka lagi dari pelukannya..

Minggu, 20 Mei 2012

abadi

seiring resah menggeluti jiwa jiwa yang sepi
tanyakan pada hati..
perburuan apa diatas kerinduan seluruh mimpi?
matahari jadi saksi sejak pagi
membawa lari sejumput ambisi
ah…
seikat cinta masih tertinggal disudut matahati
biarlah… tersisa jingga
atau kelabu
ia tetap abadi
ber-nama cinta.